Jenis makanan
ini sangat populer karena bentuknya yang unik yakni bundar dan berwarna coklat
tua serta cara penyajiannya dengan cara ditusuk seperti sate, sehingga sering
dianalogikan dengan bakso tusuk, bahkan anak-anak sering menyebutnya dengan Nyo’nyang Buntu Lamba’. Buntu Lamba Desa Bonto Kecamatan Malua adalah kampong tempat
asal jenis makanan ini yang biasanya kita temukan di pasar. Sawalla
dikategorikan dalam jenis kue-kue atau makanan ringan tetapi dapat
mengenyangkan perut karena berbahan dasar tepung beras ketan, makanya sawalla
ini sering hadir (anak sekolah kapang?)
dalam kegiatan-kegiatan seperti gotong royong, buka bersama bahkan sampai
disajikan dalam Bosara’ si pesta pernikahan.
Pernah
melihatnya atau baru mau lihat ? silahkan coba untuk membuatnya, siapa tahu
bisa menyaingi para Master chef Sawalla
dari Buntu Lamba. (saya kira Master Chef
Juna…)
Bahan :
- 1 liter Tepung Beras Ketan Hitam/Merah
- 1 batang Gula Aren (dihaluskan)
- 2 buah kelapa
Cara membuat :
- Beras ketan yang telah direndam selama ½ hari dihaluskan menjadi tepung beras
- Masukkan air dalam wadah berukuran sedang untuk mencampur tepung beras ketan sedikit-demi sedikit sampai semua tercampur dengan rata.
- Masukkan parutan kelapa tadi, kemudian dicampur sampai parutan kelapa tercampur merata dengan adonan (adonan tidak terlalu lembek agar mudah dibentuk).
- Adonan dibentuk bundar-bundar sebesar bola ping pong sebagai bentuk dasar dari sawalla
- Adonan digoreng di atas minyak yang panas
- Goreng adonan
- Panaskan gula aren di atas kuali hingga mencair kemudian masukkan hasil penggorengan tadi ke dalam kuali dan aduk sampai tercampur merata
- Tiriskan, kemudian pisah-pisahkan sawalla yang saling lengket (kaya’ tong orang pacaran tidak mau pisah)
- Sawalla anda siap di sajikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar